SELAMAT DATANG di Blog BKM Amanah Desa Sindanglaya - Media Sosialisasi & Informasi

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti makan, pakaian, tempat berlindung (rumah), pendidikan dan kesehatan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kemiskinan, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal, diantaranya :

  • sifat malas
  • tingkat pendidikan rendah
  • tidak punya keahlian
  • menganggur, dsb
Faktor Eksternal, diantaranya :
  • Bencana alam
  • Kebijakan yang tidak tepat dan tidak berpihak pada masyarakat 
  • Sistem yang dibuat dan diciptakan, sehingga memperlemah nilai-nilai kemasyarakatan atau modal sosial masyarakat (kehancuran sumberdaya masyarakat), kerusakan lingkungan (sumberdaya alam), inflasi, dan politik utang luar negeri
  • Tata pemerintahan yang kurang baik, sehingga menimbulkan korupsi, kolusi dan nepotisme

Faktor eksternal disebut juga inpoverishment (hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi miskin), yaitu sebuah proses yang mengakibatkan hilangnya akses dan hak-hak dasar masyarakat, atau dikenal dengan proses pelemahan (disempowerment) ekonomi, ekologi, sosial, politik dan budaya.


Dari berbagai faktor penyebab kemiskinan tersebut, satu sama lain saling berkaitan, sehingga masalah kemiskinan menjadi rumit dan komplek. Masalah kemiskinan bukan hanya persoalan ekonomi saja, tapi juga sosial , budaya, politik, bahkan ekologi.

Karena sifatnya yang multidimensi, kemiskinan dapat menyebabkan :
  1. Masyarakat yang tidak berdaya, secara sosial ekonomi dapat menjadi beban masyarakat
  2. Rendahnya kualitas dan produktifitas masyarakat, karena merasa rendah diri/ kurang percaya diri sehingga potensinya tidak berkembang
  3. Menurunnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
  4. Rendahnya partisifasi masyarakat
  5. Kemungkinan menurunnya kualitas generasi yang akan datang

Seperti umumnya desa-desa lain di seluruh Indonesia, di Desa Sindanglaya pun tidak terlepas dari masalah kemiskinan. Masyarakat Desa Sindanglaya yang umumnya bermata pencaharian sebagai pegawai dan pedagang, ditambah letak geografis yang berada pada jalur wisata dan jalur utama anatara ibu kota Provinsi dan ibu kota Negara, menjadikan masyarakatnya sangat rentan terhadap perubahan-perubahan dan goncangan-goncangan baik ekonomi, sosial, politik maupun bencana alam. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak memiliki sistem penyangga kehidupan yang memadai. Sehingga jika terjadi perubahan-perubahan politik, ekonomi maupun sosial akan berdampak pada ekonomi masyarakat.

Penanganan masalah kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama, antara pemerintah (Legislatif dan Eksekutif), swasta (dunia usaha) dan masyarakat itu sendiri. Pelibatan masyarakat secara langsung sangat penting terutama masyarakat miskin. Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa kemiskinan menyebabkan masyarakat yang tidak berdaya. Maka dari itu untuk menanggulangi kemiskinan tersebut menggunakan konsep Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan (empowerment), merupakan paradigma baru dalam pembangunan dan strategi penanggulangan kemiskinan. Melalui pemberdayaan, masyarakat belajar mengatasi masalah kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Target dari pemberdayaan masyarakat ini adalah ingin merubah keadaan yang serba sentralistik menjadi situasi yang lebih otonom dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat miskin untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk mengelola dana pembangunan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lainnya. Sehingga dengan konsep ini dapat meningkatkan dan mengembangkan kapasitas masyarakat.

Melalui proses pemberdayaan, masyarakat diajak untuk terlibat langsung dalam semua tahapan kegiatan penanggulangan kemiskinan, mulai dari identifikasi kemiskinan, identifikasi permasalahan kemiskinan, menggali potensi yang ada dimasyarakat, menyusun perencanaan kegiatan sampai pelaksanaan dan pengawasan kegiatan.

Konsep pemberdayaan ini dianggap cukup efektip dalam pembangunan dan strategi penanggulangan kemiskinan, karena pemberdayaan masyarakat mampu menggugah kembali nilai-nilai kemasyarakatan seperti gotong-royong yang selama ini mulai luntur. Konsep ini lebih menitik beratkan pada Pembangunan Manusia, dimana masyarakat ditempatkan pada pusat perencanaan. Dan perencanaan merupakan aspek terpenting dalam sebuah program. Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan program akan lebih efektip, lebih terarah dan terukur.

Berdasar pada hal itulah, maka masyarakat Desa Sindanglaya dengan dimotori oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Amanah Desa Sindanglaya menyusun Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM PRONANGKIS) secara partisipatif.


1.2 Visi dan Misi


Visi

"Terwujudnya masyarakat Desa Sindanglaya yang sehat, cerdas dan produktif dalam lingkungan yang nyaman serta meningkatnya ekonomi masyarakat pada tahun 2014"

Misi
  1. Meningkatkan kualitas Kesehatan warga miskin
  2. Meningkatkan kualitas Pendidikan bagi warga miskin
  3. Memfasilitasi peningkatan Keterampilan dan keahlian bagi warga miskin
  4. Mengembangkan peran serta perempuan dalam peningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga
  5. Meningkatkan kualitas Sarana Prasarana dasar lingkungan
  6. Meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama warga miskin
  7. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik Lembaga Pemerintah, Lembaga Swasta, maupun kelompok peduli dalam hal penanggulangan kemiskinan di Desa Sindanglaya


1.3 Tujuan Penyusunan PJM


Tujuan Umum :
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Desa Sindanglaya.

Tujuan Khusus :
  1. Menyediakan data-data kemiskinan di Desa Sindanglaya, yang meliputi : Ciri dan Kriteria miskin hasil kesepakatan masyarakat, Daftar KK dan Jiwa miskin, dan Daftar masalah kemiskinan di Desa Sindanglaya serta klasifikasinya (Lingkungan, Ekonomi dan Sosial).
  2. Menyediakan daftar usulan yang disampaikan oleh masyarakat, yang dijabarkan dalam Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan (RENTA PRONANGKIS)
  3. Agar pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Desa Sindanglaya lebih terarah, sistematis dan terkoordinir dengan baik
  4. Lebih memudahkan dalam mengukur indikator keberhasilan dan ketepatan sasaran
  5. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi masyarakat
  6. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat
  7. Membangun kebersamaan diantara masyarakat
  8. Sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat dalam menyusun dan merumuskan perencanaan sebuah program

1.4 Kedudukan PJM Pronangkis


PJM Pronangkis Desa Sindanglaya merupakan rumusan Perencanaan Jangka Menengah yang berbasis masyarakat, dan kedudukannya penting dan strategis bagi upaya penanggulangan kemiskinan di Desa Sindanglaya, karena merupakan aspirasi masyarakat dan berisi data-data permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang digali sendiri oleh masyarakat secara partisipatif melalui kegiatan Pemetaan Swadaya. Sehingga dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah Desa Sindanglaya dalam rangka pembangunan wilayah Desa, dan dijadikan bahan bagi pelaksanaan Musrenbang Kecamatan. Diharapkan Musrenbang Kecamatan ini dapat mempertemukan PJM Pronangkis yang merupakan perencanaan masyarakat (Perencanaan Mikro) dengan kebijakan Pemerintah Daerah (Perencanaan Makro).

Selain itu, PJM Pronangkis yang berbasis masyarakat ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam merumuskan kebijakan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Juga dapat menjadi bahan bagi penyusunan SPKD sebagai dasar penyusunan RPJMD Kabupaten/ Kota.

1.5 Ruang Lingkup


PJM Pronangkis disusun dengan pendekatan pembangunan manusia, yang menempatkan masyarakat pada pusat perencanaan. Disini masyarakat bukan hanya menikmati hasil pembangunan, tapi juga ikut serta dalam merencanakan sekaligus pelaku utama pembangunan. PJM Pronangkis juga diselaraskan dengan Tujuan Pembangunan Milenium/ Milenium Develovment Goals (MDGs), sehingga diharapkan dapat meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM).

1.6 Proses Penyusunan

PJM Pronangkis disusun oleh Tim Perencanaan Partisipatif (Tim PP). Bahan penyusunan PJM ini diambil dari hasil rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat, yaitu kegiatan Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan swadaya.

Refleksi Kemiskinan
Yaitu bentuk kegiatan untuk membangun kesadaran kritis masyarakat mengenai kemiskinan. Masyarakat diajak untuk menemu kenali akar penyebab kemiskinan melalui Diskusi Kelompok Terarah (FGD) Refleksi Kemiskinan. Salah satu out put dari kegiatan ini adalah teridentifikasinya ciri dan kriteria miskin menurut versi masyarakat. Kegiatan ini dilakukan ditingkat basis (RW), hasilnya di Lokakaryakan ditingkat Desa. Dalam Lokakarya ini disepakati ciri dan kriteria miskin di Desa Sindanglaya. Hasil kesepakatan ini akan menjadi dasar bagi kegiatan Pemetaan Swadaya.

Pemetaan Swadaya (PS)
Pemetaan Swadaya merupakan kegiatan yang saling terkait dengan Refleksi Kemiskinan. Melalui kegiatan ini masyarakat menggali dan menganalisa kondisi nyata dari masalah-masalah yang menyangkut warga miskin, kondisi Lingkungan, Ekonomi, Sosial (Pendidikan dan Kesehatan), serta Kelembagaan dan Kepemimpinan.

Out put dari kegiatan Pemetaan Swadaya ini diantaranya :
  • Adanya Daftar KK dan Jiwa miskin
  • Adanya data permasalahan warga miskin menyangkut Lingkungan, Ekonomi dan Sosial
  • Adanya daftar usulan masyarakat yang meliputi Lingkungan, Ekonomi dan Sosial

Out put dari kegiatan Pemetaan Swadaya ini menjadi bahan bagi Tim Perencanaan Partisipatif dalam penyusunan PJM Pronangkis.

Tim Perencanaan Partisipatif (Tim PP)
Tim PP dibentuk melalui Rembug Warga Pembentukan Tim Perencanaan Partisipatif. Tim ini terdiri dari anggota BKM/ UP-UP, Relawan, masyarakat dan aparat Desa. Tugas dari Tim PP ini adalah :
  • Menyelenggarakan Lokakarya Perencanaan Partisipatif. Dalam Lokakarya ini dipresentasikan hasil-hasil Pemetaan Swadaya oleh Tim PS. Dalam Lokakarya ini pula ditetapkan Visi Misi Penanggulangan Kemiskinan
  • Menyusun Draft awal PJM Pronangkis
  • Mengadakan Konsultasi dan Sosialisasi Perencanaan PRONANGKIS dalam bentuk Bazar PJM Pronangkis
  • Menyusun Draft Final PJM Pronangkis
  • Merevisi dan Mengesahkan Dokumen PJM Pronangkis
  • Menyebarluaskan dan mensosialisasikan hasil akhir PJM Pronangkis



0 komentar:

Arsip Blog